Dokter


Emergency


Whatsapp


Dokter

Emergency

WhatsApp
Intragastric Balloon sebagai Solusi Obesitas Tanpa Operasi

Ketika berbagai upaya diet tak memberikan hasil dan tidak bisa/ingin melakukan operasi bariatrik, intragastric balloon adalah alternatif efektif dalam mengatasi obesitas.


Obesitas adalah penyakit. WHO menyatakan bahwa obesitas adalah epidemi, karena menyebabkan lebih dari empat juta orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat obesitas pada tahun 2017.

Pasalnya, obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, seperti penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi. 

Untuk mengatasi masalah ini, banyak orang mencari solusi untuk menurunkan berat badan dengan cara yang efektif dan aman. Salah satu metodenya adalah intragastric balloon

Untuk mengetahui lebih lanjut, baca ulasan artikel ini selengkapnya.

Cara Mengobati Obesitas

Pada dasarnya, cara mengatasi obesitas adalah dengan mengurangi masukan (intake) dan memperbanyak pengeluaran (outtake). 

Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi makanan berkalori tinggi, meningkatkan konsumsi makanan bernutrisi, dan memperbanyak gerak atau olahraga.

Namun, jika cara tersebut masih tidak berhasil, maka bisa masuk ke tahapan berikutnya. Tahapan tersebut adalah dengan melakukan intervensi minimal (minimalist intervention). 

Metode Intervensi Minimal untuk Atasi Obesitas

Tindakan intervensi minimal tanpa bedah untuk mengatasi obesitas ini terdiri dari dua metode, yaitu:

  1. Intragastric Balloon

Metode ini adalah prosedur pemasangan balon ke dalam lambung pasien, dengan cara memasukkan balon yang terbuat dari bahan aman, seperti silikon, melalui endoskopi.

Balon kemudian diisi dengan cairan atau udara untuk memberikan perasaan kenyang, membantu individu mengontrol porsi makan dan merangsang perubahan perilaku makan yang lebih sehat.

  1. Sleeve Gastroplasty

Ini adalah metode pengecilan lambung dengan cara melakukan penjahitan pada di dalam lambung yang proses pelaksanaannya melalui endoskopi.

Dalam metode ini, bentuk lambung menjadi seperti tabung atau "sleeve" yang lebih kecil. Hal ini membantu mengurangi kapasitas lambung, sehingga individu merasa kenyang lebih cepat dan dapat mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi.

Kedua metode minimal invasif ini memiliki kesamaan, yaitu sama-sama dapat mengembalikan lambung pada kondisi semula. Pada intragastric balloon, balon akan dikeluarkan setelah mencapai tujuan tertentu, sementara pada sleeve gastroplasty, jahitan akan dilepas.

Untuk meraih hasil penurunan berat badan optimal dan bertahan lama, perlu komitmen dan disiplin dari pasien sendiri. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur ini perlu berkonsultasi lebih dulu dengan dokter spesialis terkait. 

Pasien Intragastric Balloon Pertama di Radjak Hospital

Intragastric Balloon adalah metode non-bedah yang membantu dalam penurunan berat badan. Selain memberikan rasa kenyang, intragastric balloon juga merangsang lambung untuk memproduksi hormon kenyang lebih awal selama proses pencernaan. 

Ini memberikan efek ganda dalam membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi asupan makanan dan meningkatkan perasaan kenyang.

Pada gambar di atas adalah Ibu Venny yang merupakan pasien Intragastric Balloon pertama di Radjak Hospital. Ia memilih metode ini untuk membantu mengatasi permasalahan obesitas yang telah lama dialaminya.

Adapun beberapa alasannya adalah obesitas telah menurunkan kemampuan beraktivitas. Meski telah mencoba diet, namun tidak menunjukkan hasil signifikan. Terlebih, masalah kesehatan pada lututnya yang tidak memungkinkan untuk aktif berolahraga. 

Intragastric Balloon menjadi pilihannya karena proses yang minimal invasif (non-bedah) serta pemasangan balon yang bersifat sementara dan dapat disesuaikan. 

Meski sempat khawatir karena harus memasuki ruang operasi untuk menjalankan metode ini, namun ia yakin bahwa intragastric balloon adalah cara yang tepat untuknya melawan kondisi obesitas.

“Deg-degan sih pasti ya, tapi kalau mau kualitas hidup yang lebih baik, kita pasti butuh perjuangan berat. Saya optimis untuk hidup yang lebih baik” ucap Ibu Venny.

Kini, meski baru dua belas hari pasca tindakan intragastric balloon, Ibu Venny sudah merasakan banyak perubahan. Salah satu yang paling signifikan adalah penurunan berat badan, dari yang semula 99 kg menjadi 93 kg.

Perjalanan pasien pertama yang menjalankan intragastric balloon ini masih terus berlanjut. dr. Ruswhandi, Sp.PD-KGEH bersama dokter spesialis lain yang tergabung dalam tim dokter di Radjak Hospital Obesity Center senantiasa membantu dan memantau dalam setiap tahapan. Mulai dari tahapan persiapan hingga pasca tindakan.

Untuk penanganan obesitas, segera konsultasikan ke Radjak Hospital Obesity Center. Dukungan tim medis berpengalaman membantu dalam memilih opsi perawatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan, seperti Intragastric Balloon, sebagai langkah awal menuju kesehatan dan gaya hidup seimbang.

Hubungi nomor berikut ini untuk mengetahui info lebih lanjut terkait intragastric balloon.

Center Of Excellence Radjak Hospital Salemba: 0821-6485-8402

Kategori : #Obesitas #Berat badan
dr. MR. Kurnia Eni Sapitri, Sp.PD., FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. Susanto Salim, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. Bima Valentino Samsudin Grandis, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. M. Zulfikar Abadi, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Djaserlin Saragih, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Zuhri Dirgantoro, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Djaserlin Saragih, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Suvianto Hendri Lesmana, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Irman Firmansyah, Sp.PD, FINASIM, SH, MH

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Godfried E. Y. S, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Asnath Vera Safitri Matondang, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

Dr. dr. H. Iman Firmansyah, SH, MH, Sp.PD, KPTI, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Ika Wulan Yuliani, Sp.PD (KR)

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Prawiro Sukito Phoa, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Dewi Gathmyr, Sp.PD, KGH, MARS

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Pandu Tridana Sakti, SpPD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Dories Septiana, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr William Soeryaatmadjak, Sp.PD, FPCP

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Rizha Zethira, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr.F.C. Puspita Hapsari Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Nicholas, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Henny Tannady Tan, Sp. PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Ruswhandi, Sp.PD.,GEH

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Mohammad Rosyid Ridho, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta



Menurut WHO 2019, dari 500 juta orang yang mengalami osteoarthritis atau pengapuran sendi, 60% di antaranya adalah perempuan. Penyebab utama kondisi ini adalah perubahan hormon saat menopause, yang berdampak pada berkurangnya produksi cairan sendi (sinovial fluid). Cairan ini berfungsi sebagai pelum...



Banyak yang mengira puasa bisa memperparah maag dan asam lambung. Padahal, jika dilakukan dengan benar, puasa justru bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan lambung! Apa saja manfaatnya? Dan bagaimana cara agar puasa tetap lancar tanpa gangguan maag?Manfaat Puasa bagi Penderita Maag dan Asam La...



Human Metapneumovirus (HMPV) mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun virus ini sebenarnya menjadi salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan yang menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Meski gejalanya kerap mirip dengan flu biasa, dampaknya dapat m...