Dokter


Emergency


Whatsapp


Dokter

Emergency

WhatsApp
Maag Saat Puasa? Ini Tips Agar Tetap Lancar dan Nyaman!

Banyak yang mengira puasa bisa memperparah maag dan asam lambung. Padahal, jika dilakukan dengan benar, puasa justru bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan lambung! Apa saja manfaatnya? Dan bagaimana cara agar puasa tetap lancar tanpa gangguan maag?

Manfaat Puasa bagi Penderita Maag dan Asam Lambung

1. Mengatur Pola Makan Secara Teratur

Salah satu pemicu utama maag adalah pola makan yang tidak teratur. Dengan puasa, pola makan menjadi lebih terstruktur—hanya dua kali dalam sehari, yaitu saat sahur dan berbuka. Hal ini membantu mengurangi risiko gangguan lambung akibat pola makan yang berantakan.

2. Mengurangi Produksi Asam Lambung Berlebihan

Saat seseorang berpuasa, produksi asam lambung cenderung lebih stabil setelah tubuh beradaptasi di minggu pertama Ramadhan. Ini terjadi karena tidak ada asupan makanan yang terus-menerus merangsang produksi asam lambung secara berlebihan.

3. Memberikan Waktu Istirahat bagi Lambung

Lambung bekerja tanpa henti untuk mencerna makanan setiap kali kita makan. Saat puasa, lambung mendapatkan waktu istirahat lebih lama karena tidak ada makanan yang harus diproses sepanjang hari. Ini memberikan kesempatan bagi sistem pencernaan untuk memperbaiki diri dan mengurangi risiko refluks asam lambung.

4. Mengurangi Risiko GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

GERD terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada. Puasa dapat membantu mengurangi frekuensi GERD karena tidak ada makanan yang masuk dalam waktu lama, sehingga produksi asam lambung lebih terkendali.

5. Mengurangi Stres

Stres adalah salah satu pemicu utama maag dan GERD. Puasa tidak hanya mengatur pola makan tetapi juga membantu mengontrol emosi dan stres melalui ibadah dan pengendalian diri. Ini berkontribusi pada penurunan produksi asam lambung akibat faktor psikologis.

Cara Mengatasi Maag Saat Puasa

Agar puasa tetap nyaman bagi penderita maag, penting untuk mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Jangan Lewatkan Sahur

Sahur adalah bekal energi untuk tubuh sepanjang hari. Melewatkan sahur dapat membuat perut kosong terlalu lama, yang bisa memicu produksi asam lambung berlebih. Pilih makanan yang kaya serat dan protein untuk menjaga kenyang lebih lama.

2. Pilih Makanan yang Ramah Lambung

Hindari makanan pemicu asam lambung seperti:

  • Makanan pedas, asam, dan berlemak tinggi

  • Minuman berkafein seperti kopi dan teh

  • Makanan yang digoreng atau terlalu berminyak Sebaliknya, konsumsi makanan yang kaya serat, protein, dan karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, dan sayuran hijau.

3. Makan dengan Porsi Kecil tapi Sering

Saat sahur dan berbuka, hindari makan dalam jumlah besar sekaligus. Makanlah dalam porsi kecil tetapi sering agar lambung tidak bekerja terlalu keras.

4. Hindari Tidur Setelah Makan

Tidur segera setelah makan dapat meningkatkan risiko asam lambung naik ke kerongkongan. Tunggu setidaknya 2-3 jam sebelum tidur agar makanan dapat dicerna dengan baik.

5. Minum Air Putih yang Cukup

Pastikan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih 8 gelas per hari dengan pembagian 2 gelas saat sahur, 2 gelas saat berbuka dan 4 gelas sepanjang malam sebelum tidur. 

6. Kelola Stres dengan Baik

Lakukan aktivitas yang menenangkan seperti beribadah, meditasi, untuk membantu menurunkan stres dan mengurangi risiko kambuhnya maag.

Cara Berbuka Puasa bagi Penderita Asam Lambung

Berbuka dengan cara yang tepat sangat penting agar lambung tidak kaget setelah seharian kosong. Berikut langkah-langkah berbuka yang aman bagi penderita maag:

1. Segera Berbuka dengan yang Ringan

Jangan menunda berbuka karena perut yang kosong terlalu lama bisa meningkatkan asam lambung. Mulailah berbuka dengan makanan ringan seperti kurma atau sup hangat sebelum beralih ke makanan berat.

2. Hindari Makanan Pemicu Asam Lambung

Saat berbuka, hindari makanan seperti:

  • Gorengan dan makanan berlemak tinggi

  • Buah-buahan asam seperti jeruk dan nanas

  • Minuman bersoda atau berkafein Sebaliknya, pilih makanan yang mudah dicerna seperti bubur, sayuran rebus, dan protein tanpa lemak.

3. Jaga Jarak Waktu Makan dan Tidur

Pastikan selesai makan setidaknya 2-3 jam sebelum tidur untuk mencegah refluks asam lambung saat tidur.

4. Minum Air Putih Secukupnya

Minumlah air putih secara bertahap selama berbuka hingga sahur agar tubuh tetap terhidrasi tanpa membuat lambung terlalu penuh.

5. Konsumsi Obat Jika Diperlukan

Jika memiliki maag kronis, konsultasikan dengan dokter mengenai konsumsi obat yang aman saat puasa. Beberapa obat maag dapat dikonsumsi sebelum sahur atau setelah berbuka untuk membantu mengontrol gejala.

Puasa bukanlah musuh bagi penderita maag dan asam lambung, justru bisa memberikan manfaat besar jika dilakukan dengan benar! Dengan mengatur pola makan, memilih makanan yang tepat, serta menjaga stres dan hidrasi, penderita maag bisa menjalani ibadah puasa dengan nyaman dan sehat.

Jika gejala maag makin sering muncul atau memburuk, jangan ragu untuk konsultasi di Radjak Hospital agar tetap bisa menjalani puasa dengan nyaman!

Ditinjau oleh: dr. Andri Affandi, Sp.PD

Kategori : #Penyakit Dalam
dr. MR. Kurnia Eni Sapitri, Sp.PD., FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. Susanto Salim, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. Bima Valentino Samsudin Grandis, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. M. Zulfikar Abadi, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Djaserlin Saragih, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Zuhri Dirgantoro, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Djaserlin Saragih, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Suvianto Hendri Lesmana, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Irman Firmansyah, Sp.PD, FINASIM, SH, MH

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Godfried E. Y. S, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Asnath Vera Safitri Matondang, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

Dr. dr. H. Iman Firmansyah, SH, MH, Sp.PD, KPTI, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Ika Wulan Yuliani, Sp.PD (KR)

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Prawiro Sukito Phoa, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Dewi Gathmyr, Sp.PD, KGH, MARS

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Pandu Tridana Sakti, SpPD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Dories Septiana, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr William Soeryaatmadjak, Sp.PD, FPCP

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Rizha Zethira, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr.F.C. Puspita Hapsari Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Nicholas, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Henny Tannady Tan, Sp. PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Ruswhandi, Sp.PD.,GEH

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Mohammad Rosyid Ridho, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta



Menurut WHO 2019, dari 500 juta orang yang mengalami osteoarthritis atau pengapuran sendi, 60% di antaranya adalah perempuan. Penyebab utama kondisi ini adalah perubahan hormon saat menopause, yang berdampak pada berkurangnya produksi cairan sendi (sinovial fluid). Cairan ini berfungsi sebagai pelum...



Banyak yang mengira puasa bisa memperparah maag dan asam lambung. Padahal, jika dilakukan dengan benar, puasa justru bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan lambung! Apa saja manfaatnya? Dan bagaimana cara agar puasa tetap lancar tanpa gangguan maag?Manfaat Puasa bagi Penderita Maag dan Asam La...



Human Metapneumovirus (HMPV) mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun virus ini sebenarnya menjadi salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan yang menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Meski gejalanya kerap mirip dengan flu biasa, dampaknya dapat m...