Dokter


Emergency


Whatsapp


Dokter

Emergency

WhatsApp
Kenali Vaksin Demam Berdarah sebagai Upaya Perlindungan

Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang dapat mengancam nyawa seseorang. Namun kini telah tersedia vaksin demam berdarah untuk mencegahnya.

Menurut data Kementrian Kesehatan, pada tahun 2022, terdapat 131.265 kasus dengue, dan sekitar 40% dari total kasus tersebut melibatkan anak-anak dalam rentang usia 0-14 tahun. Adapun jumlah kematian akibat penyakit ini mencapai 73%, sebanyak 1.135 kasus.

Berdasarkan data tersebut, upaya pencegahan merupakan langkah penting yang harus dilakukan. Terlebih saat memasuki musim penghujan yang membuat risiko terkena demam berdarah meningkat.

Ketahui lebih lanjut mengenai vaksin DBD sebagai upaya untuk mencegah demam berdarah.

Pengertian dan Gejala Demam Berdarah (DBD)

DBD atau demam berdarah adalah penyakit dari infeksi virus dengue, yang kemudian penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Umumnya, angka kasus demam berdarah meningkat pada musim hujan. Alasannya, karena curah hujan yang tinggi menciptakan kondisi ideal bagi perkembangan nyamuk.

Gejala DBD

Terdapat beberapa gejala dari demam berdarah, yaitu:

  • Demam tinggi

  • Ruam pada kulit

  • Nyeri tulang atau otot

  • Sakit kepala di bagian belakang mata. 

Pada kasus parah, demam berdarah dapat memicu perdarahan yang mengancam nyawa. Namun, pada sebagian lainnya tidak terdapat gejala. Oleh karena itu, adanya vaksin demam berdarah adalah kabar baik untuk mencegah penyakit ini.

Vaksin Demam Berdarah dan Ketentuannya

Vaksin CYD-TDV (dengvaxia) merupakan nama vaksin DBD yang telah tersedia. Imunisasi DBD ini mengandung virus dengue tetravalen yang telah dilemahkan, memberikan kekebalan terhadap empat tipe virus dengue yang berbeda. Pemberiannya dalam tiga dosis, dengan jarak 4–6 bulan. Beberapa negara endemik telah mengizinkan penggunaan vaksin ini, termasuk di Indonesia. 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait vaksin DBD:

  1. Usia dan Keamanan Vaksin

Vaksin ini lebih aman untuk anak usia 9 tahun ke atas dan orang dewasa. Penelitian menunjukkan penurunan risiko DBD parah pada anak usia di atas 9 tahun yang menerima vaksin. Untuk anak di bawah 9 tahun, pemberian vaksin dapat meningkatkan risiko.

  1. Efektivitas pada Kelompok Tertentu

Vaksin efektif bagi yang pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya, tetapi dapat meningkatkan risiko pada yang belum terinfeksi. Negara harus memiliki sistem deteksi dini yang akurat untuk memastikan pemberian vaksin hanya kepada mereka yang sudah terinfeksi sebelumnya.

  1. Perlindungan Tidak Total

Meskipun memberikan perlindungan, vaksin tidak menjamin kekebalan total. Beberapa kasus melibatkan individu yang sudah pernah terkena DBD meski sudah divaksin.

Pencegahan dan Langkah Tambahan untuk Menangkal DBD

Meski sudah mendapatkan vaksin, pada beberapa kasus, orang yang sudah pernah terkena demam berdarah masih bisa mengalaminya lagi.

Penting untuk mengingat bahwa vaksinasi tidaklah cukup sebagai langkah tunggal. Upaya pemberantasan sarang nyamuk dan pencegahan gigitan nyamuk tetap krusial. 

Gunakan pakaian tertutup dan lotion pengusir nyamuk saat berada di area berisiko tinggi. Selain itu, rutin menguras dan mengeringkan genangan air di sekitar rumah dapat mengurangi risiko penularan.

Konsultasi Vaksin Demam Berdarah

Pemberian vaksin DBD disarankan setelah konsultasi dengan dokter. Untuk menentukan keputusan ini perlu mempertimbangkan manfaat dan risiko yang relevan pada setiap individu. 

Pastikan untuk mendiskusikan opsi vaksinasi DBD dengan tenaga medis yang berkompeten sebelum membuat keputusan. Kunjungi Radjak Hospital terdekat untuk mengetahui informasi lebih lanjut.


Kategori : #Virus #Demam Berdarah
dr. MR. Kurnia Eni Sapitri, Sp.PD., FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. Susanto Salim, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. Bima Valentino Samsudin Grandis, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. M. Zulfikar Abadi, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Djaserlin Saragih, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Zuhri Dirgantoro, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Djaserlin Saragih, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Suvianto Hendri Lesmana, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Irman Firmansyah, Sp.PD, FINASIM, SH, MH

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Godfried E. Y. S, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Asnath Vera Safitri Matondang, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

Dr. dr. H. Iman Firmansyah, SH, MH, Sp.PD, KPTI, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Ika Wulan Yuliani, Sp.PD (KR)

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Prawiro Sukito Phoa, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Dewi Gathmyr, Sp.PD, KGH, MARS

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Pandu Tridana Sakti, SpPD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Dories Septiana, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr William Soeryaatmadjak, Sp.PD, FPCP

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Rizha Zethira, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr.F.C. Puspita Hapsari Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Nicholas, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Henny Tannady Tan, Sp. PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Ruswhandi, Sp.PD.,GEH

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Mohammad Rosyid Ridho, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. Andri Affandi, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Bobby Prima, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka



Menurut WHO 2019, dari 500 juta orang yang mengalami osteoarthritis atau pengapuran sendi, 60% di antaranya adalah perempuan. Penyebab utama kondisi ini adalah perubahan hormon saat menopause, yang berdampak pada berkurangnya produksi cairan sendi (sinovial fluid). Cairan ini berfungsi sebagai pelum...



Banyak yang mengira puasa bisa memperparah maag dan asam lambung. Padahal, jika dilakukan dengan benar, puasa justru bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan lambung! Apa saja manfaatnya? Dan bagaimana cara agar puasa tetap lancar tanpa gangguan maag?Manfaat Puasa bagi Penderita Maag dan Asam La...



Human Metapneumovirus (HMPV) mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun virus ini sebenarnya menjadi salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan yang menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Meski gejalanya kerap mirip dengan flu biasa, dampaknya dapat m...