Dokter


Emergency


Whatsapp


Dokter

Emergency

WhatsApp
Hipertensi Tak Selalu Bergejala, Pahami Cara Mengendalikannya

Sebagian orang masih beranggapan bahwa hipertensi hanya terjadi pada yang telah memasuki usia tua. Namun, ini adalah mitos. Meskipun risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia, kondisi ini juga dapat terjadi pada usia muda.

Menurut pernyataan Menteri Kesehatan, 1 dari 3 orang Indonesia mengalami hipertensi, bahkan angka ini terus meningkat setiap tahunnya. Jika tidak terkendali, tekanan darah tinggi dapat berdampak pada masalah kesehatan lainnya.

Simak lebih lanjut untuk memahami apa itu hipertensi dan bagaimana cara mengendalikannya.

Apa Itu Hipertensi?

Hipertensi adalah kondisi saat tekanan darah sistolik mencapai <= 140 mmHg dan tekanan darah diastolik mencapai <= 90 mmHg setelah dua kali pengukuran dengan jarak waktu 5 menit dan kondisi tubuh cukup istirahat atau tenang. 

Hipertensi sering disebut “Silent Killer” karena sebagian besar tidak menunjukkan gejala yang jelas sampai menimbulkan masalah kesehatan lainnya.

Penyakit ini menjadi ancaman kesehatan.Komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi termasuk stroke, penyakit jantung, gangguan ginjal, gangguan penglihatan, dan sebagainya.

Penyebab Darah Tinggi

Dalam bahasa yang lebih sederhana, hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Faktor keturunan dan gaya hidup tidak sehat seperti kebiasaan makan tidak seimbang dan kegemukan dapat menjadi penyebab darah tinggi.

Cara Mengukur Tekanan Darah dengan Tepat

Penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, terutama bagi mereka yang berusia di atas 18 tahun. 

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan tensimeter. Pastikan untuk duduk dengan nyaman, kaki menapak di lantai, lengan setinggi dada, dan tanpa konsumsi kafein, merokok, atau berolahraga minimal 30 menit sebelum pengukuran. 

Kondisi tenang, pakaian yang tidak ketat, dan manset tensimeter yang dipasang dengan benar juga memastikan hasil pengukuran yang akurat.

Cara Mengendalikan Hipertensi

Meskipun hipertensi tidak dapat sembuh total, pengendalian yang baik dapat mencegah komplikasi yang serius. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

  1. Kurangi Konsumsi Garam: Batasi konsumsi garam, termasuk dalam makanan cepat saji, makanan berpengawet, keju, dan makanan kemasan.

  2. Memperbaiki Pola Makan: Kurangi makanan tinggi lemak dan lebih banyak mengonsumsi serat dari sayur dan buah-buahan.

  3. Meningkatkan Aktivitas Fisik: Tingkatkan aktivitas fisik dengan rajin berolahraga.

  4. Tidur Cukup dan Hindari Stress: Pastikan tidur yang cukup dan hindari stress berlebihan.

  5. Pertahankan Berat Badan Ideal: Turunkan berat badan yang berlebih.

  6. Konsumsi Obat-obatan Secara Rutin: Gunakan obat-obatan antihipertensi atau obat darah tinggi sesuai petunjuk dokter.

  7. Hentikan Kebiasaan Merokok dan Minum Alkohol: Keduanya dapat memperburuk kondisi hipertensi.

  8. Jaga Pola Hidup Sehat: Walaupun sudah mengonsumsi obat penurun darah tinggi, pola hidup sehat tetap harus dilakukan untuk menjaga tekanan darah tetap normal.

  9. Kontrol Ke Dokter Secara Berkala: Lakukan pemeriksaan rutin untuk memantau tekanan darah dan komplikasi penyakit.

  10. Pemeriksaan Mandiri di Rumah: Lakukan pemeriksaan tekanan darah di rumah untuk mengoptimalkan pengelolaan hipertensi.

Hipertensi sering kali tidak terdeteksi karena tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin adalah kunci untuk mendeteksi kondisi ini. Meskipun hipertensi tidak bisa sembuh total, pengendalian yang baik dapat mencegah komplikasi serius.

Oleh karena itu, lakukan pemeriksaan rutin sedari dini melalui medical check up. Hubungi kontak cabang Radjak Hospital terdekat untuk mendapatkan harga spesialnya.


Kategori : #Hipertensi
dr. MR. Kurnia Eni Sapitri, Sp.PD., FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. Susanto Salim, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. Bima Valentino Samsudin Grandis, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. M. Zulfikar Abadi, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Djaserlin Saragih, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Zuhri Dirgantoro, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Djaserlin Saragih, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Suvianto Hendri Lesmana, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Irman Firmansyah, Sp.PD, FINASIM, SH, MH

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Godfried E. Y. S, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Asnath Vera Safitri Matondang, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

Dr. dr. H. Iman Firmansyah, SH, MH, Sp.PD, KPTI, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Ika Wulan Yuliani, Sp.PD (KR)

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Prawiro Sukito Phoa, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Dewi Gathmyr, Sp.PD, KGH, MARS

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Pandu Tridana Sakti, SpPD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Dories Septiana, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr William Soeryaatmadjak, Sp.PD, FPCP

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Rizha Zethira, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr.F.C. Puspita Hapsari Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Nicholas, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Henny Tannady Tan, Sp. PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Ruswhandi, Sp.PD.,GEH

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Mohammad Rosyid Ridho, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. Andri Affandi, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka

dr. Bobby Prima, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka



Menurut WHO 2019, dari 500 juta orang yang mengalami osteoarthritis atau pengapuran sendi, 60% di antaranya adalah perempuan. Penyebab utama kondisi ini adalah perubahan hormon saat menopause, yang berdampak pada berkurangnya produksi cairan sendi (sinovial fluid). Cairan ini berfungsi sebagai pelum...



Banyak yang mengira puasa bisa memperparah maag dan asam lambung. Padahal, jika dilakukan dengan benar, puasa justru bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan lambung! Apa saja manfaatnya? Dan bagaimana cara agar puasa tetap lancar tanpa gangguan maag?Manfaat Puasa bagi Penderita Maag dan Asam La...



Human Metapneumovirus (HMPV) mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun virus ini sebenarnya menjadi salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan yang menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Meski gejalanya kerap mirip dengan flu biasa, dampaknya dapat m...