Dokter


Emergency


Whatsapp


Dokter

Emergency

WhatsApp
Berpuasa bagi Penderita Diabetes, Bolehkah? Ini Aturannya!

Berpuasa bagi pasien diabetes dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius dan  merupakan tantangan tersendiri bagi pemberi layanan kesehatan.

Tantangan tersebut termasuk sikap sebagian pasien diabetes yang tetap melaksanakan puasa meski secara medis dapat membahayakan dirinya.

Pemahaman ilmiah yang baik dari para pelayanan kesehatan dapat memberikan arahan kepada pasien diabetes untuk menghindari atau mengurangi timbulnya berbagai risiko yang tidak diinginkan, sehingga mereka tetap aman menjalankan ibadah.

Simak penjelasan selengkapnya untuk mengetahui panduan berpuasa bagi penderita diabetes.

Risiko Utama Puasa bagi Pasien Diabetes

Berikut adalah beberapa risiko masalah kesehatan yang dapat timbul pada penderita diabetes yang menjalankan puasa:

  1. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi ketika kadar glukosa darah menjadi terlalu rendah, biasanya di bawah 70 mg/dL. Puasa dapat meningkatkan risiko hipoglikemia pada penderita diabetes karena perubahan pola makan dan waktu makan yang terbatas.

  1. Hiperglikemia

Kondisi hiperglikemia terjadi ketika kadar glukosa darah menjadi terlalu tinggi. Puasa dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah karena perubahan pola makan dan kurangnya kontrol pada asupan karbohidrat.

  1. Diabetik Ketoasidosis

Diabetic ketoacidosis (DKA) adalah komplikasi serius yang terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup insulin untuk memproses glukosa menjadi energi, sehingga tubuh mulai membakar lemak dan menghasilkan keton yang beracun. Puasa dapat meningkatkan risiko DKA pada penderita diabetes.

  1. Dehidrasi and Trombosis

Puasa dapat menyebabkan dehidrasi karena kurangnya asupan cairan selama berpuasa. Dehidrasi dapat meningkatkan risiko trombosis atau pembekuan darah, terutama pada pasien dengan faktor risiko tambahan seperti kelebihan berat badan atau riwayat penyakit pembuluh darah.

Persiapan Berpuasa Bagi Penderita Diabetes

  1. Satu-dua bulan sebelum menjalankan ibadah puasa, pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Meliputi, kadar glukosa darah, tekanan darah, dan kadar lemak darah, sekaligus menentukan risiko yang akan terjadi bila pasien tetap ingin berpuasa.

  2. Pasien diminta untuk memantau kadar glukosa darah secara teratur, terutama pertengahan hari dan menjelang berbuka puasa.

  3. Jangan menjalankan ibadah puasa bila merasa tidak sehat.

  4. Harus dilakukan penyesuaian dosis serta jadwal pemberian obat antihiperglikemik oral dan atau insulin oleh dokter selama pasien menjalankan ibadah puasa.

  5. Hindari melewatkan waktu makan atau mengonsumsi karbohidrat atau minuman manis secara berlebihan untuk menghindari terjadinya hiperglikemia post prandial yang tidak terkontrol. Pasien dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks saat sahur dan karbohidrat simpel saat berbuka puasa. Selain itu, penting untuk menjaga asupan buah, sayuran, dan cairan yang cukup. Usahakan untuk makan sahur menjelang waktu imsak (saat puasa akan dimulai).

  6. Hindari aktivitas fisik yang berlebihan terutama beberapa saat menjelang waktu berbuka puasa.

  7. Puasa harus segera dibatalkan bila kadar glukosa dari kurang dari 60 mg/dL. Pertimbangkan untuk membatalkan puasa bila kadar glukosa darah kurang dari 80 mg/dL atau glukosa darah meningkat sampai lebih dari 300 mg/dL untuk menghindari terjadinya ketoasidosis diabetikum.

  8. Selalu berhubungan dengan dokter selama menjalankan ibadah puasa.

Kategori Risiko Terkait Puasa Ramadan pada Pasien DM Tipe 2

Berikut adalah beberapa kategori risiko terkait puasa berdasarkan kondisi pasien.

  1. Risiko sangat tinggi 

  • Hipoglikemia berat dalam 3 bulan terakhir menjelang Ramadan.

  • Riwayat hipoglikemia yang berulang.

  • Hipoglikemia yang tidak disadari (unawareness hypoglycemia).

  • Kendali glikemik buruk yang berlanjut.

  • DM tipe 1.

  • Kondisi sakit akut.

  • Koma hiperglikemia hiperosmolar dalam 3 bulan terakhir menjelang Ramadan.

  • Menjalankan pekerjaan fisik yang berat.

  • Hamil.

  • Dialisis kronik.

  1. Risiko tinggi 

  • Hiperglikemia sedang (rata-rata glukosa darah 150-300 mg/dL atah HbA1c 7,5-9%).

  • Insufisiensi ginjal komplikasi makrovaskular yang berlanjut.

  • Hidup “sendiri” dan mendapat terapi insulin atau sulfonilurea.

  • Adanya penyakit penyerta yang dapat meningkatkan risiko.

  • Usia lanjut dengan penyakit tertentu.

  • Pengobatan yang dapat mengganggu proses berpikir.

  1. Risiko sedang 

  • Diabetes terkendali dengan glinid (short-acting insulin secretagogue).

  1. Risiko rendah

  • Diabetes “sehat” dengan glikemia yang terkendali melalui; metformin, acarbose, thiazolidinedione, penghambat enzim DPP-4

Penanganan Medis pada DM Tipe-2 untuk Menjalani Puasa

  1. Penilaian Medis Pra-Ramadan

  • Pendekatan individual

  • Cek kontrol glikemik, tekanan darah, profil lemak, dan fungsi renal

  • Berat badan dan indeks masa tubuh

  • Pilihan terapi dan penyesuaian dosis

  1. Edukasi Ramadan

Memberi edukasi pada pasien dan keluarga mengenai risiko berpuasa untuk pasien diabetes, meliputi:

  • Saran dan rencana pola makan 

  • Jumlah aktivitas yang sesuai

  • Monitoring gula darah

  • Mengenali dan mengontrol komplikasi akut

  1. Pemilihan Agen Oral Diabetes

  • Pemilihan terapi yang bersifat khusus/individualisasi

  • Memastikan asupan cairan yang cukup

  1. Kontrol Post-Ramadan

Perayaan Idul Fitri yang biasanya berlangsung selama 3 hari membuat rentannya konsumsi berlebihan pada masa tersebut. Oleh karena itu, pasien diabetes perlu melakukan kontrol untuk mengetahui kondisi dan risiko apa saja yang mungkin timbul.

Kontrol pasca Ramadan dengan Dokter spesialis sangat disarankan untuk mendiskusikan pengobatan dan penyesuaian rejimen serta menilai cara pasien menangani puasanya.

Berpuasa bagi penderita diabetes memang memiliki tantangan tersendiri dan dapat menimbulkan risiko kesehatan. Namun, dengan persiapan yang matang dan berhubungan dengan dokter secara teratur akan mengurangi risiko yang dapat terjadi selama berpuasa.

Oleh karena itu, pasien diabetes penting untuk berkonsultasi kepada dokter sebelum menjalankan puasa. Dengan mengikuti panduan yang tepat dan melakukan kontrol yang baik, pasien diabetes dapat menjalani puasa Ramadan dengan aman dan nyaman.


Kategori : #Diabetes
dr. MR. Kurnia Eni Sapitri, Sp.PD., FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. Susanto Salim, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. Bima Valentino Samsudin Grandis, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr. M. Zulfikar Abadi, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
RS Harapan Keluarga Cikarang

dr. Djaserlin Saragih, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Zuhri Dirgantoro, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Djaserlin Saragih, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Suvianto Hendri Lesmana, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Irman Firmansyah, Sp.PD, FINASIM, SH, MH

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Godfried E. Y. S, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
RS Harapan Keluarga Cikarang

dr. Asnath Vera Safitri Matondang, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

Dr. dr. H. Iman Firmansyah, SH, MH, Sp.PD, KPTI, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Ika Wulan Yuliani, Sp.PD (KR)

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Prawiro Sukito Phoa, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Dewi Gathmyr, Sp.PD, KGH, MARS

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Pandu Tridana Sakti, SpPD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Dories Septiana, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
RS Harapan Keluarga Cikarang

dr William Soeryaatmadjak, Sp.PD, FPCP

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Rizha Zethira, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta

dr.F.C. Puspita Hapsari Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi

dr. Nicholas, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
RS Harapan Keluarga Cikarang

dr. Henny Tannady Tan, Sp. PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng

dr. Ruswhandi, Sp.PD.,GEH

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba

dr. Mohammad Rosyid Ridho, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta



Radjak Hospital, dengan komitmen tinggi terhadap kesehatan masyarakat, kembali menghadirkan Posko Kesehatan untuk mendukung perjalanan mudik tahun 2024. Sebagai bentuk kepedulian yang terus berlanjut, Posko Kesehatan Radjak Hospital akan beroperasi 24 jam mulai tanggal 30 Maret hingga 18 April 2024,...



Dalam upaya kepedulian terhadap masyarakat, Radjak Hospital Salemba memberikan bantuan kepada 1.000 pekerja rentan di Jakarta Pusat untuk mendapatkan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.Pekerja rentan adalah pekerja informal dan seringkali tidak memiliki jaminan sosial, seperti BPJS Ketenagakerjaan. Me...



Berpuasa bagi pasien diabetes dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius dan  merupakan tantangan tersendiri bagi pemberi layanan kesehatan.Tantangan tersebut termasuk sikap sebagian pasien diabetes yang tetap melaksanakan puasa meski secara medis dapat membahayakan dirinya.Pemahaman ilmia...