Berpuasa bagi pasien diabetes dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius dan merupakan tantangan tersendiri bagi pemberi layanan kesehatan.
Tantangan tersebut termasuk sikap sebagian pasien diabetes yang tetap melaksanakan puasa meski secara medis dapat membahayakan dirinya.
Pemahaman ilmiah yang baik dari para pelayanan kesehatan dapat memberikan arahan kepada pasien diabetes untuk menghindari atau mengurangi timbulnya berbagai risiko yang tidak diinginkan, sehingga mereka tetap aman menjalankan ibadah.
Simak penjelasan selengkapnya untuk mengetahui panduan berpuasa bagi penderita diabetes.
Risiko Utama Puasa bagi Pasien Diabetes
Berikut adalah beberapa risiko masalah kesehatan yang dapat timbul pada penderita diabetes yang menjalankan puasa:
Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi ketika kadar glukosa darah menjadi terlalu rendah, biasanya di bawah 70 mg/dL. Puasa dapat meningkatkan risiko hipoglikemia pada penderita diabetes karena perubahan pola makan dan waktu makan yang terbatas.
Hiperglikemia
Kondisi hiperglikemia terjadi ketika kadar glukosa darah menjadi terlalu tinggi. Puasa dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah karena perubahan pola makan dan kurangnya kontrol pada asupan karbohidrat.
Diabetik Ketoasidosis
Diabetic ketoacidosis (DKA) adalah komplikasi serius yang terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup insulin untuk memproses glukosa menjadi energi, sehingga tubuh mulai membakar lemak dan menghasilkan keton yang beracun. Puasa dapat meningkatkan risiko DKA pada penderita diabetes.
Dehidrasi and Trombosis
Puasa dapat menyebabkan dehidrasi karena kurangnya asupan cairan selama berpuasa. Dehidrasi dapat meningkatkan risiko trombosis atau pembekuan darah, terutama pada pasien dengan faktor risiko tambahan seperti kelebihan berat badan atau riwayat penyakit pembuluh darah.
Persiapan Berpuasa Bagi Penderita Diabetes
Satu-dua bulan sebelum menjalankan ibadah puasa, pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Meliputi, kadar glukosa darah, tekanan darah, dan kadar lemak darah, sekaligus menentukan risiko yang akan terjadi bila pasien tetap ingin berpuasa.
Pasien diminta untuk memantau kadar glukosa darah secara teratur, terutama pertengahan hari dan menjelang berbuka puasa.
Jangan menjalankan ibadah puasa bila merasa tidak sehat.
Harus dilakukan penyesuaian dosis serta jadwal pemberian obat antihiperglikemik oral dan atau insulin oleh dokter selama pasien menjalankan ibadah puasa.
Hindari melewatkan waktu makan atau mengonsumsi karbohidrat atau minuman manis secara berlebihan untuk menghindari terjadinya hiperglikemia post prandial yang tidak terkontrol. Pasien dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks saat sahur dan karbohidrat simpel saat berbuka puasa. Selain itu, penting untuk menjaga asupan buah, sayuran, dan cairan yang cukup. Usahakan untuk makan sahur menjelang waktu imsak (saat puasa akan dimulai).
Hindari aktivitas fisik yang berlebihan terutama beberapa saat menjelang waktu berbuka puasa.
Puasa harus segera dibatalkan bila kadar glukosa dari kurang dari 60 mg/dL. Pertimbangkan untuk membatalkan puasa bila kadar glukosa darah kurang dari 80 mg/dL atau glukosa darah meningkat sampai lebih dari 300 mg/dL untuk menghindari terjadinya ketoasidosis diabetikum.
Selalu berhubungan dengan dokter selama menjalankan ibadah puasa.
Kategori Risiko Terkait Puasa Ramadan pada Pasien DM Tipe 2
Berikut adalah beberapa kategori risiko terkait puasa berdasarkan kondisi pasien.
Risiko sangat tinggi
Hipoglikemia berat dalam 3 bulan terakhir menjelang Ramadan.
Riwayat hipoglikemia yang berulang.
Hipoglikemia yang tidak disadari (unawareness hypoglycemia).
Kendali glikemik buruk yang berlanjut.
DM tipe 1.
Kondisi sakit akut.
Koma hiperglikemia hiperosmolar dalam 3 bulan terakhir menjelang Ramadan.
Menjalankan pekerjaan fisik yang berat.
Hamil.
Dialisis kronik.
Risiko tinggi
Hiperglikemia sedang (rata-rata glukosa darah 150-300 mg/dL atah HbA1c 7,5-9%).
Insufisiensi ginjal komplikasi makrovaskular yang berlanjut.
Hidup “sendiri” dan mendapat terapi insulin atau sulfonilurea.
Adanya penyakit penyerta yang dapat meningkatkan risiko.
Usia lanjut dengan penyakit tertentu.
Pengobatan yang dapat mengganggu proses berpikir.
Risiko sedang
Diabetes terkendali dengan glinid (short-acting insulin secretagogue).
Risiko rendah
Diabetes “sehat” dengan glikemia yang terkendali melalui; metformin, acarbose, thiazolidinedione, penghambat enzim DPP-4
Penanganan Medis pada DM Tipe-2 untuk Menjalani Puasa
Penilaian Medis Pra-Ramadan
Pendekatan individual
Cek kontrol glikemik, tekanan darah, profil lemak, dan fungsi renal
Berat badan dan indeks masa tubuh
Pilihan terapi dan penyesuaian dosis
Edukasi Ramadan
Memberi edukasi pada pasien dan keluarga mengenai risiko berpuasa untuk pasien diabetes, meliputi:
Saran dan rencana pola makan
Jumlah aktivitas yang sesuai
Monitoring gula darah
Mengenali dan mengontrol komplikasi akut
Pemilihan Agen Oral Diabetes
Pemilihan terapi yang bersifat khusus/individualisasi
Memastikan asupan cairan yang cukup
Kontrol Post-Ramadan
Perayaan Idul Fitri yang biasanya berlangsung selama 3 hari membuat rentannya konsumsi berlebihan pada masa tersebut. Oleh karena itu, pasien diabetes perlu melakukan kontrol untuk mengetahui kondisi dan risiko apa saja yang mungkin timbul.
Kontrol pasca Ramadan dengan Dokter spesialis sangat disarankan untuk mendiskusikan pengobatan dan penyesuaian rejimen serta menilai cara pasien menangani puasanya.
Berpuasa bagi penderita diabetes memang memiliki tantangan tersendiri dan dapat menimbulkan risiko kesehatan. Namun, dengan persiapan yang matang dan berhubungan dengan dokter secara teratur akan mengurangi risiko yang dapat terjadi selama berpuasa.
Oleh karena itu, pasien diabetes penting untuk berkonsultasi kepada dokter sebelum menjalankan puasa. Dengan mengikuti panduan yang tepat dan melakukan kontrol yang baik, pasien diabetes dapat menjalani puasa Ramadan dengan aman dan nyaman.
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cileungsi
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Cengkareng
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Salemba
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Purwakarta
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka
Spesialis Penyakit Dalam
Radjak Hospital Jababeka
Pada masa pertumbuhan, keterlambatan berbicara (speech delay) dapat berdampak signifikan terhadap perkembangan bahasa an...
22 January 2025
Purwakarta, 11 November 2024 – Pada pukul 15.40 WIB sore tadi, kecelakaan beruntun terjadi di Tol Purbaleunyi KM 92 ar...
12 November 2024
Gangguan tiroid adalah masalah kesehatan yang dipicu oleh kelainan bentuk dan fungsi kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid se...
28 May 2024
RS Harapan Keluarga Jababeka (member of Radjak Hospital), telah berpartisipasi dalam kegiatan Bakti Sosial Operasi Katar...
03 May 2024
Radjak Hospital, dengan komitmen tinggi terhadap kesehatan masyarakat, kembali menghadirkan Posko Kesehatan untuk menduk...
30 March 2024
Dalam upaya kepedulian terhadap masyarakat, Radjak Hospital Salemba memberikan bantuan kepada 1.000 pekerja rentan di Ja...
27 March 2024
Berpuasa bagi pasien diabetes dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius dan merupakan tantangan tersendiri b...
21 March 2024
Perut terasa perih saat puasa? Ketahui 4 cara mengatasi asam lambung naik agar puasa kembali nyaman.Puasa Ramadan adalah...
18 March 2024
Menurut WHO 2019, dari 500 juta orang yang mengalami osteoarthritis atau pengapuran sendi, 60% di antaranya adalah perempuan. Penyebab utama kondisi ini adalah perubahan hormon saat menopause, yang berdampak pada berkurangnya produksi cairan sendi (sinovial fluid). Cairan ini berfungsi sebagai pelum...
Banyak yang mengira puasa bisa memperparah maag dan asam lambung. Padahal, jika dilakukan dengan benar, puasa justru bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan lambung! Apa saja manfaatnya? Dan bagaimana cara agar puasa tetap lancar tanpa gangguan maag?Manfaat Puasa bagi Penderita Maag dan Asam La...
Human Metapneumovirus (HMPV) mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun virus ini sebenarnya menjadi salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan yang menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Meski gejalanya kerap mirip dengan flu biasa, dampaknya dapat m...