Penggunaan obat tidak harus membatalkan puasa, ada tata cara tertentu dalam mengonsumsinya.
Bulan Ramadan adalah momen suci bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama bulan ini, umat Muslim menjalankan ibadah puasa, di mana mereka menahan diri dari makan dan minum mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Bagi sebagian orang yang memiliki penyakit dan memerlukan penggunaan obat secara rutin, menjalankan ibadah puasa membutuhkan penyesuaian khusus dalam penggunaan obat.
Artikel ini akan memberikan panduan praktis tentang cara penggunaan obat yang dikonsumsi dengan benar selama bulan puasa. Simak selengkapnya.
Obat yang Tidak Membatalkan Puasa
Sebelum membahas lebih lanjut tentang cara konsumsi obat selama puasa, penting untuk memahami jenis-jenis obat yang tidak membatalkan puasa. Beberapa jenis obat yang tidak membatalkan puasa antara lain:
Obat Topikal: Seperti salep, krim, dan plester yang diserap melalui kulit.
Obat Sublingual: Misalnya isosorbid dan nitrogliserin yang ditempatkan di bawah lidah.
Obat Injeksi: Baik yang disuntikkan ke dalam kulit, otot, sendi, maupun vena.
Obat Tetes Mata atau Telinga: Selama tidak tertelan.
Obat Kumur: Asalkan tidak tertelan.
Obat Asma Inhaler: Berbentuk inhaler.
Pemberian Gas Oksigen dan Anestesi
Obat Rektal: Seperti suppositoria.
Cara Penggunaan Obat Saat Puasa
Selama bulan puasa, waktu untuk minum obat berubah drastis dari 24 jam menjadi hanya 10,5 jam. Oleh karena itu, perlu adanya penyesuaian dalam waktu minum obat agar efek terapi optimal. Berikut adalah beberapa panduan untuk mengonsumsi obat saat puasa:
Sebelum Makan: Jika obat harus diminum sebelum makan, lakukan sekitar 30 menit sebelum waktu sahur atau berbuka.
Setelah Makan: Jika obat harus diminum setelah makan, tunggu sekitar 5-10 menit setelah makan besar.
Obat Tengah Malam: Jika ada obat yang harus diminum tengah malam setelah makan, pastikan perut terisi terlebih dahulu dengan makanan ringan seperti biskuit sebelum minum obat.
Penggunaan Obat Sesuai Dosis
Konsumsi obat, haruslah sesuai dengan resep dokter. Setiap resep memiliki frekuensinya masing-masing, seperti satu atau dua kali sehari, dan sebagainya.
Berikut adalah panduan penggunaan obat sesuai resep selama bulan puasa:
Sekali Sehari (1x1): Obat yang diminum sekali sehari bisa diminum saat sahur atau setelah berbuka.
Dua Kali Sehari (2x1): Obat yang diminum dua kali sehari sebaiknya diminum saat sahur dan saat berbuka.
Tiga Kali Sehari (3x1): Untuk obat dengan dosis minum 3x1 dapat diminum pada saat sahur, berbuka, dan tengah. Interval waktu antara setiap dosis adalah 5 jam, misalnya pukul 18.00, 23.00, dan 04.00.
Empat Kali Sehari (4x1): Penggunaan obat dengan dosis ini pada saat berpuasa, memiliki interval waktu 4 jam antara setiap dosis. Yaitu pada jam 04.00 (saat sahur), jam 18.00 (saat berbuka puasa), jam 22.00, dan jam 01.00 dini hari.
Penyesuaian Jadwal Konsumsi Obat untuk Jenis Tertentu
Melansir dari Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes, terdapat beberapa jenis obat memerlukan penyesuaian jadwal konsumsi tertentu, misalnya:
Obat Antihipertensi: Lebih baik diminum saat makan sahur agar dapat mengendalikan tekanan darah sepanjang hari.
Obat Maag: Minum obat jenis ini pada malam hari sebelum tidur untuk mencegah kenaikan asam lambung berlebihan.
Obat Antidiabetes: Apabila resep hanya sekali sehari bisa meminumnya pada saat berbuka puasa untuk mengontrol kadar gula darah.
Dalam menjalankan ibadah puasa, penggunaan obat perlu disesuaikan agar tetap aman dan efektif.
Dengan memahami jenis obat yang tidak membatalkan puasa, serta cara dan waktu yang tepat untuk mengonsumsinya, umat Muslim dapat menjalani ibadah puasa dengan lancar tanpa mengganggu efektivitas pengobatan yang diperlukan.
Namun, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau apoteker untuk penyesuaian lebih lanjut sesuai dengan kondisi kesehatan individu. Dengan demikian, kita dapat menjalani ibadah puasa dengan penuh keyakinan dan menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Kunjungi Radjak Hospital terdekat untuk melakukan konsultasi masalah kesehatan dan cara penggunaan obat yang sesuai dengan kondisi kesehatanmu.
Menurut WHO 2019, dari 500 juta orang yang mengalami osteoarthritis atau pengapuran sendi, 60% di antaranya adalah perempuan. Penyebab utama kondisi ini adalah perubahan hormon saat menopause, yang berdampak pada berkurangnya produksi cairan sendi (sinovial fluid). Cairan ini berfungsi sebagai pelum...
Banyak yang mengira puasa bisa memperparah maag dan asam lambung. Padahal, jika dilakukan dengan benar, puasa justru bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan lambung! Apa saja manfaatnya? Dan bagaimana cara agar puasa tetap lancar tanpa gangguan maag?Manfaat Puasa bagi Penderita Maag dan Asam La...
Human Metapneumovirus (HMPV) mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun virus ini sebenarnya menjadi salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan yang menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Meski gejalanya kerap mirip dengan flu biasa, dampaknya dapat m...