Dokter


Emergency


Whatsapp


Dokter

Emergency

WhatsApp
Radiofrekuensi Ablasi: Solusi Non-Bedah Mengatasi Osteoartritis pada Lutut

Osteoartritis atau OA adalah peradangan sendi akibat kerusakan tulang rawan yang paling sering terjadi salah satunya di lutut. Saat nyeri lutut semakin mengganggu, radiofrekuensi ablasi bisa menjadi solusi untuk mengatasinya.

Lutut adalah sendi yang aktif bergerak dan memiliki peranan penting dalam aktivitas sehari-hari. Ketika mengalami nyeri pada lutut, maka aktivitas bisa terhambat. Salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan nyeri tersebut adalah osteoartritis atau peradangan sendi. 

Apabila nyeri lutut disebabkan oleh osteoartritis, penyembuhannya mungkin menjadi lebih sulit karena masalah ini biasanya terkait dengan proses penuaan. Namun, saat ini sudah banyak pilihan teknologi dan tindakan medis yang dapat membantu mengatasi masalah ini.

Ketika osteoartritis tidak lagi dapat diatasi dengan tindakan non-bedah (obat-obatan hingga terapi) dan operasi juga bukan pilihan, radiofrekuensi dapat menjadi alternatif solusi penanganan yang non-invasif.

Apa Itu Radiofrekuensi Ablasi?

Radiofrekuensi ablasi adalah suatu prosedur non-bedah yang minimal invasif dengan memanfaatkan panas untuk menghentikan atau mengurangi transmisi rasa nyeri. 

Dalam prosedur ini, gelombang radiofrekuensi digunakan untuk meredakan atau membakar saraf yang menjadi penyebab rasa nyeri, dengan tujuan menghilangkan transmisi sinyal rasa nyeri ke otak.

Melansir dari situs Cleaveland Clinic, prosedur radiofrekuensi ablasi telah berlangsung selama beberapa dekade untuk menangani nyeri tulang belakang, namun dengan perkembangan teknologi medis, prosedur ini semakin banyak digunakan untuk nyeri lutut.

Dokter dapat menyarankan tindakan ini untuk pasien yang memiliki kondisi sebagai berikut:

  • Osteoartritis (OA) lutut

  • Nyeri kronis, akibat tendonitis, cedera, gout, dan lainnya

  • Penyakit sendi degeneratif (akibat usia)

  • Rasa nyeri setelah tindakan bedah pada lutut

  • Nyeri lutut yang tidak memungkinkan operasi

Mengapa Menggunakan Radiofrekuensi Ablasi?

Pasien osteoartritis yang telah menjalani pengobatan baik itu dengan obat-obatan maupun terapi namun tidak kunjung sembuh, perlu melakukan tindakan lebih lanjut untuk menangani nyeri lutut akibat peradangan sendi ini.

Operasi tidak selalu menjadi opsi, baik itu karena pasien tidak menginginkannya maupun terdapat risiko yang besar jika melakukan operasi penggantian sendi (total knee replacement). Maka, tindakan non-bedah dengan radiofrekuensi ablasi adalah alternatif yang dapat dilakukan. 

Berikut adalah beberapa keunggulan radiofrekuensi ablasi dibandingkan dengan operasi sebagai terapi untuk mengatasi nyeri lutut akibat osteoartritis:

  • Tidak memerlukan rawat inap

  • Pasien tidak perlu mengonsumsi obat pengencer darah pasca terapi

  • Biaya yang lebih terjangkau

  • Dapat dilakukan untuk semua usia dan/atau pasien yang tidak memungkinkan operasi

  • Minimal invasif atau tanpa sayatan

  • Efek samping yang sangat minim

  • Minim risiko komplikasi pasca tindakan

Bagaimana Prosedurnya?

Terapi ini dapat membuat tiga cabang saraf genicular menjadi baal (mati rasa), saraf tersebut yang kemudian diakses melalui panduan visual menggunakan ultrasonografi (USG) atau fluoroskopi.

Tiga cabang saraf genicular yang terlibat mencakup cabang medialis superior, medialis inferior, serta lateralis superior. Seleksi cabang-cabang ini dilakukan karena mereka merupakan jalur utama saraf yang memberikan inervasi pada lutut dan berdekatan dengan permukaan tulang, memungkinkan penentuan lokasi yang akurat.

Prosedur terdiri dari dua tahap. Tahap pertama melibatkan tindakan genicular nerve block, yaitu dokter memberikan atau menyuntikkan obat anestesi lokal ke cabang-cabang spesifik pada saraf genicular. Apabila dalam periode tertentu (24 jam) rasa nyeri mengalami penurunan, langkah selanjutnya adalah tahap kedua, yaitu ablasi.

Tahap kedua, yaitu ablasi jarum akan dimasukkan pada lutut yang terdapat peradangan sendi. Pada alatnya terdapat detektor untuk mendeteksi saraf yang menimbulkan rasa nyeri tersebut, kemudian akan dilemahkan dengan pemberian suhu tinggi sekitar 70-80 derajat.

Terapi ini hanya memerlukan waktu sekitar 20-30 menit.Selanjutnya nyeri akan berkurang sekitar 75%-80% yang dapat bertahan selama beberapa tahun tergantung pada kondisi pasien.

Berbagai keunggulan dari tindakan ini menjadi alasan radiofrekuensi ablasi merupakan alternatif pilihan untuk mengatasi nyeri radang sendi.

Jika memiliki keluhan nyeri yang tak kunjung sembuh, dapat langsung berkonsultasi dengan tim dokter di Pain Management Center Radjak Hospital Salemba dan Purwakarta.

Kategori : #radiofrekuensi #nyeri lutut #ortopedi


Menurut WHO 2019, dari 500 juta orang yang mengalami osteoarthritis atau pengapuran sendi, 60% di antaranya adalah perempuan. Penyebab utama kondisi ini adalah perubahan hormon saat menopause, yang berdampak pada berkurangnya produksi cairan sendi (sinovial fluid). Cairan ini berfungsi sebagai pelum...



Banyak yang mengira puasa bisa memperparah maag dan asam lambung. Padahal, jika dilakukan dengan benar, puasa justru bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan lambung! Apa saja manfaatnya? Dan bagaimana cara agar puasa tetap lancar tanpa gangguan maag?Manfaat Puasa bagi Penderita Maag dan Asam La...



Human Metapneumovirus (HMPV) mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun virus ini sebenarnya menjadi salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan yang menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Meski gejalanya kerap mirip dengan flu biasa, dampaknya dapat m...