Ditinjau oleh: dr. Ponco Agus Prasojo, Sp.B-KBD
Obesitas adalah masalah global yang mengancam kesehatan dan kualitas hidup penderitanya. Masalah kesehatan ini setidaknya berdampak pada 2 milyar penduduk dunia, termasuk Indonesia.
Melansir dari laman resmi Badan Pusat Statistik, obesitas di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam kurun waktu 10 tahun, yakni 13,9% pada wanita dan 23,8% pada laki-laki di tahun 2007 menjadi 44,4% pada perempuan dan 26,6% pada laki-laki di tahun 2018.
Bukan hanya sekedar masalah penampilan, kondisi ini juga merupakan masalah medis yang meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit. Saat ini, obesitas telah diakui sebagai suatu kondisi penyakit yang membutuhkan intervensi komprehensif.
Ada banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi, beberapa orang juga kesulitan dalam mengatasi masalah kegemukan ini. Simak lebih lanjut untuk memahami dampak obesitas pada kesehatan, penyebab, hingga cara mengatasinya.
Pengertian Obesitas Adalah?
Menurut WHO, kegemukan dan obesitas adalah akumulasi lemak abnormal atau berlebih pada tubuh yang menimbulkan risiko kesehatan. Adapun salah satu cara untuk mengetahui seseorang mengalami kondisi ini atau tidak adalah dengan menggunakan body mass index (BMI).
Cara menentukan indeks massa tubuh seseorang yaitu dengan menghitung perbandingan berat badan dan tinggi badan, dengan rumus berikut:
Dari hasil perhitungan tersebut, jika indeks massa tubuh lebih dari 25 maka masuk kategori kegemukan, sedangkan BMI di atas 30 perlu tindakan.
Tak hanya BMI, banyak juga dokter yang mengukur lingkar pinggang untuk menentukan obesitas. Masalah kesehatan terkait berat badan cenderung terjadi pada lingkar pinggang diatas 102 cm pada pria dan diatas 89 cm pada wanita.
Banyaknya risiko penyakit yang bisa terjadi akibat obesitas, menyebabkan masalah medis ini perlu penanganan yang serius dan komprehensif. Karena sebagian orang kesulitan dalam menurunkan berat badan, penyebabnya bisa karena obesitas adalah hasil dari faktor genetik, fisiologis, serta lingkungan.
Namun, tidaklah mustahil untuk memperbaiki kondisi ini, sekecil apa pun penurunan berat badan dapat berpengaruh baik serta mencegah terjadinya masalah kesehatan terkait obesitas.
Penyebab Obesitas
Pada dasarnya, penyebab obesitas adalah saat kalori yang masuk lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh. Dengan demikian, terjadi penumpukan lemak yang berlebihan dalam tubuh.
Umumnya, seseorang mengalami obesitas karena salah satu atau kombinasi faktor berikut:
Faktor Keturunan atau Genetik
Obesitas memiliki kecenderungan untuk muncul dalam keluarga. Faktor genetik dari orang tua dapat mempengaruhi bagaimana tubuh menyimpan kalori dan mendistribusikan lemak.
Faktor genetik juga memainkan peran dalam regulasi nafsu makan dan kemampuan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi. Selain faktor genetik, anggota keluarga juga cenderung memiliki kebiasaan makan dan tingkat aktivitas yang serupa.
Gaya Hidup
Gaya hidup seperti asupan makanan yang kurang sehat, minuman tinggi kalori, serta kurang gerak bisa meningkatkan risiko kegemukan.
Penyakit atau Obat Tertentu
Masalah medis, seperti radang sendi dapat menyebabkan penurunan aktivitas fisik, yang mana dapat berpengaruh pada penambahan berat badan.
Sejumlah obat juga dapat mengakibatkan berat badan meningkat jika tidak diimbangi dengan diet atau aktivitas fisik yang tepat. Obat tersebut meliputi antidepresan, obat anti-kejang, obat diabetes, obat antipsikotik, steroid, dan penghambat beta.
Usia
Risiko obesitas bisa terjadi pada semua usia, termasuk anak-anak. Namun, dengan bertambahnya usia, terjadi perubahan hormon dan gaya hidup kurang aktif yang dapat meningkatkan risiko nya.
Selain itu, jumlah otot tubuh cenderung berkurang seiring bertambahnya usia. Semakin rendah massa otot, umumnya berdampak pada penurunan metabolisme.
Perubahan ini membuat kalori yang tubuh butuhkan menjadi lebih sedikit. Jika tidak mengendalikan pola makan, dan kurangnya aktivitas fisik seiring bertambahnya usia, berat badan juga kemungkinan bertambah.
Faktor Lainnya
Selain beberapa faktor di atas, terdapat juga faktor risiko penyebab obesitas, yaitu:
Kehamilan: sebagian wanita kesulitan untuk menurunkan berat badan pasca melahirkan, ini dapat berperan dalam meningkatkan risiko terjadinya obesitas.
Kurang tidur: ini dapat mempengaruhi perubahan hormon yang meningkatkan nafsu makan. Misalnya, seseorang menjadi ingin mengonsumsi makanan tinggi kalori dan karbohidrat, yang dapat meningkatkan berat badan.
Stres: beberapa orang cenderung menginginkan makanan tinggi ketika mengalami stres.
Microbiome: makanan mempengaruhi bakteri usus dan dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan atau kesulitan menurunkan berat badan.
Komplikasi
Bahaya obesitas dapat menimbulkan risiko terkena penyakit seperti:
Penyakit Jantung dan Stroke
Orang dengan obesitas cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan level kolesterol abnormal, ini merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Diabetes Tipe 2
Kondisi ini dapat mempengaruhi cara tubuh menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.
Kanker
Beberapa risiko kanker yang dapat terjadi antara lain kanker rahim, leher rahim, ovarium, endometrium, payudara, usus besar, rektum, kerongkongan, hati, kandung empedu, ginjal, pankreas, dan prostat.
Masalah Pencernaan
Orang dengan obesitas lebih berisiko mengalami masalah pencernaan seperti maag, penyakit kantung empedu dan liver.
Sleep Apnea
Orang obesitas berisiko mengalami sleep apnea karena penumpukan lemak di sekitar saluran pernapasan dapat menyebabkan penyempitan dan gangguan aliran udara saat tidur.
Osteoarthritis
Beban berlebih pada sendi akibat kelebihan berat badan dapat menyebabkan kerusakan pada tulang rawan sendi dan meningkatkan tekanan pada sendi yang rentan.
Cara Mengatasi Obesitas
Cara mengatasi obesitas dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu dengan pendekatan non-bedah dan pendekatan bedah.
Pendekatan Non-Bedah
Seseorang dengan kondisi ini dapat melakukan pendekatan non-bedah untuk mengupayakan penurunan berat badan, yaitu melibatkan perubahan gaya hidup, pola makan sehat, peningkatan aktivitas fisik, manajemen stres, dan dukungan sosial.
Pendekatan Bedah
Jika telah melakukan berbagai upaya non-bedah untuk menurunkan berat badan namun tidak juga memberikan hasil signifikan, maka pendekatan bedah dapat menjadi pilihan.
Adapun prosedur bedah yang dapat membantu penurunan berat badan secara signifikan dan berkelanjutan. Hal ini membantu mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi dan memberikan perasaan kenyang lebih cepat.
Dengan perubahan gaya hidup yang sehat, seperti pola makan seimbang dan peningkatan aktivitas fisik, bariatrik dapat memberikan hasil yang signifikan dalam penurunan berat badan dan perbaikan kesehatan secara keseluruhan
Pilihan pendekatan tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat obesitas, riwayat medis, dan respons terhadap pengobatan non-bedah. Penting untuk berkonsultasi dengan tim medis yang kompeten untuk memilih pendekatan terbaik sesuai dengan kebutuhan.
Untuk merencanakan cara mengatasi obesitas, kunjungi Obesity Center di Radjak Hospital Salemba dengan tim medis multi-disiplin yang siap membantu.
Kategori : #Obesitas #Berat badan #JantungPada masa pertumbuhan, keterlambatan berbicara (speech delay) dapat berdampak signifikan terhadap perkembangan bahasa an...
22 January 2025
Purwakarta, 11 November 2024 – Pada pukul 15.40 WIB sore tadi, kecelakaan beruntun terjadi di Tol Purbaleunyi KM 92 ar...
12 November 2024
Gangguan tiroid adalah masalah kesehatan yang dipicu oleh kelainan bentuk dan fungsi kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid se...
28 May 2024
RS Harapan Keluarga Jababeka (member of Radjak Hospital), telah berpartisipasi dalam kegiatan Bakti Sosial Operasi Katar...
03 May 2024
Radjak Hospital, dengan komitmen tinggi terhadap kesehatan masyarakat, kembali menghadirkan Posko Kesehatan untuk menduk...
30 March 2024
Dalam upaya kepedulian terhadap masyarakat, Radjak Hospital Salemba memberikan bantuan kepada 1.000 pekerja rentan di Ja...
27 March 2024
Berpuasa bagi pasien diabetes dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius dan merupakan tantangan tersendiri b...
21 March 2024
Perut terasa perih saat puasa? Ketahui 4 cara mengatasi asam lambung naik agar puasa kembali nyaman.Puasa Ramadan adalah...
18 March 2024
Human Metapneumovirus (HMPV) mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun virus ini sebenarnya menjadi salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan yang menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Meski gejalanya kerap mirip dengan flu biasa, dampaknya dapat m...
Pada masa pertumbuhan, keterlambatan berbicara (speech delay) dapat berdampak signifikan terhadap perkembangan bahasa anak usia dini. Kondisi ini memengaruhi kemampuan anak prasekolah untuk berkomunikasi secara efektif, yang sangat penting dalam berinteraksi dan beradaptasi di lingkungan sosial mere...
Purwakarta, 11 November 2024 – Pada pukul 15.40 WIB sore tadi, kecelakaan beruntun terjadi di Tol Purbaleunyi KM 92 arah Jakarta. Kecelakaan ini melibatkan sejumlah kendaraan, termasuk sebuah truk yang mengalami rem blong sehingga menabrak kendaraan lain di depannya. Hingga saat ini, total 30 oran...