Dokter


Emergency


Whatsapp


Dokter

Emergency

WhatsApp
Carpal Tunnel Syndrome

Dibuat oleh: dr. Aryandhito Widhi Nugroho, Ph.D., Sp.BS

Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah satu gangguan medis yang timbul akibat kompresi saraf medianus (median nerve) di pergelangan tangan (Gambar 1). Saraf medianus bertugas mengatur fungsi gerakan/motorik pergelangan tangan dan jari tangan, khususnya ibu jari, telunjuk, dan jari tengah, serta merasakan sensasi/sensorik dari daerah serupa.

Gejala dan Tanda

Trauma mekanis, berulang, atau apapun yang menyebabkan saraf medianus terkompresi dapat menimbulkan nyeri, kebas, atau kesemutan di ibu jari, telunjuk, jari tengah, atau bagian dalam jari manis, yang diikuti dengan kelemahan tangan saat menggenggam, memegang, mengetik, dsb. Apabila tidak segera ditangani, akan terjadi pengecilan otot di daerah yang dipersarafi saraf medianus, khususnya otot telapak tangan di dasar ibu jari, yang berujung ke kelumpuhan tangan. 

Faktor Risiko

Secara umum, CTS lebih banyak diderita oleh perempuan daripada laki-laki, dengan rentang kelompok usia 40-60 tahun. Kejadian CTS erat dijumpai pada kelompok pekerja yang sering menggunakan tangan untuk bekerja, khususnya aktivitas yang sifatnya berulang dan monoton, seperti mengetik, menulis, menjahit atau memasak. Selain itu, paparan getaran/vibrasi dalam jangka panjang, misalnya akibat getaran stang pada tangan pengendara sepeda motor atau vibrasi mesin pada tangan pekerja industri, juga meningkatkan risiko CTS. Selain pekerjaan, sejumlah kondisi medis seperti diabetes mellitus, obesitas, kehamilan, menopause, obat kontrasepsi oral, dan defisiensi vitamin, serta beberapa kebiasaan seperti merokok, konsumsi alkohol, dan posisi tidur pun turut andil menunjang timbulnya CTS.

Diagnosis

CTS ditegakkan melalui wawancara dan pemeriksaan yang cermat dari dokter. Riwayat gejala dan tanda beserta durasi, pekerjaan, trauma, penggunaan obat-obatan, serta riwayat penyakit lain merupakan sekumpulan informasi penting yang harus diperoleh. Dokter juga akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik, misalnya tes Phallen atau tes Tinel, serta pemeriksaan elektrofisiologis (kelistrikan saraf) untuk membantu penegakkan diagnosis dan menyingkirkan sejumlah diagnosis banding yang memiliki gejala dan tanda mirip dengan CTS, seperti tendinopati de Quervain, artrhritis carpometacarpal pada ibu jari, radikulopati cervical, neuropati perifer diabetik, sindrom pronator dan sindrom Raynaud. 

Terapi

Terapi Non-bedah

Terapi non-bedah umumnya dilakukan pada penderita CTS dengan derajat keparahan ringan-sedang. Sekitar 80% penderita akan berespons positif terhadap terapi non-bedah ini. Namun, perlu diingat bahwa 80% penderita akan kembali mengalami gejala serupa dalam waktu 1 tahun. Bentuk terapi berupa splinting pergelangan tangan, perubahan ergonomi posisi kerja, obat-obatan antiinflamasi (non-steroid maupun steroid), serta perineural injection therapy (Gambar 2). 

Terapi Bedah
Pembedahan pada kasus CTS hanya dipertimbangkan apabila (i) terapi non-bedah tidak lagi berhasil meredakan nyeri, kebas, atau kesemutan, (ii) hasil pemeriksaan elektrofisiologis saraf medianus menunjukkan derajat keparahan CTS yang berat, (iii) otot pergelangan tangan dan tangan melemah dan mengecil akibat kompresi saraf berat, dan (iv) umumnya gejala dan tanda sudah berlangsung lebih dari 6 bulan tanpa perbaikan. Secara prinsip, tindakan yang dikerjakan bertujuan membebaskan saraf medianus dari kompresi struktur anatomi di sekitarnya, khususnya ligamentum carpi transversum, sehingga gejala dan tanda mengalami perbaikan.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai CTS, silakan berkonsultasi dengan tim dokter di Neuroscience Center Radjak Hospital Salemba. Terima kasih.

Kategori : #Nyeri Saraf


Menurut WHO 2019, dari 500 juta orang yang mengalami osteoarthritis atau pengapuran sendi, 60% di antaranya adalah perempuan. Penyebab utama kondisi ini adalah perubahan hormon saat menopause, yang berdampak pada berkurangnya produksi cairan sendi (sinovial fluid). Cairan ini berfungsi sebagai pelum...



Banyak yang mengira puasa bisa memperparah maag dan asam lambung. Padahal, jika dilakukan dengan benar, puasa justru bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan lambung! Apa saja manfaatnya? Dan bagaimana cara agar puasa tetap lancar tanpa gangguan maag?Manfaat Puasa bagi Penderita Maag dan Asam La...



Human Metapneumovirus (HMPV) mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun virus ini sebenarnya menjadi salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan yang menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Meski gejalanya kerap mirip dengan flu biasa, dampaknya dapat m...